MANAJEMEN PUASA - MENGGEMBLENGMU UNTUK BERMENTAL PEJUANG

Atmosferku - Setiap orang memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda-beda. Keanekaragaman untuk dapat dimanfaatkan dengan baik. Dengan sistem manajemen terstruktur rapi. Berangkat dari hulu-hilir yang memang sesuai fakta di lapangan. Bukan berdasarkan jere. Meningkatkan kapasitas potensi yang ada.

Ilustrasi dari Google

Ada banyak cara. Ada banyak jalan. Yang masing-masing bisa ditempuh sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Salah satunya dengan jalan sistem manajemen puasa. Puasa dalam arti yang sangat luas. Tidak terpenjara dalam artian menahan makan dan minum saja. Puasa untuk mengendalikan mental manusia agar tidak berpihak pada urusan melampiaskan.

Satu dari berjuta-juta permasalahan yang ada dapat menjadi acuran berpikir untuk caranya menghadapi permasalahan. Karena keselamatan peradaban, tata kelola negara dan kemasyarakatan seharusnya lebih mengacu pada pengendalian bukan pelampiasan. Bahkan idiom kebebasan” selama ini sedemikian tidak terkontrol sehingga identik dengan pelampiasan.

Baca Juga

Puasa bukan hanya tidak makan dan tidak minum. Melakukan berbagai macam “tidak” juga termasuk puasa. Tidak ribut, tidak riuh rendah, tidak gebyar-gemebyar, dan hedonis. Puasa juga merupakan perjalanan memasuki kesunyian, menghayati dan merenunginya, kemudian menemukan nikmat yang sejati.

Dunia dan Indonesia sudah terlalu bising. Ketika Ramadhan malah justru semakin diributkan soal makanan. Padahal esensi dari berpuasa “mainstream”nya ialah menahan makan dan minum. Berdasarkan harga yang semakin naik menjelang hari raya dan banyaknya pedagang makanan saat bulan Ramadhan menandakan bahwa konsumsi kebutuhan makanan di bulan Ramadhan meningkat drastis. Anggaran belanja makanan minuman keluarga naik pesat. Anggaran belanja keluarga kaum pelaku puasa malah lebih meningkat dibanding hari-hari tak puasa. Puasa kok malah meningkat cengengesannya, ributnya, riuh rendahnya, jualan kue puasa, jajan puasa, dan kado puasa. Malah jadi komoditi: pelawak puasa, ustadz puasa, album puasa, lagu puasa, mebel puasa, kolak puasa.

*Jere = Katanya

Dalam monolog berjudul “mencari Tuhan”, setan itu beserta rekan-rekannya tertawa terkekeh-kekeh. Salah satu setan bilang: “kasihan deh lu Tuhan ratusan abad kau ciptakan mereka, entah berapa ratus abad yang lalu kau angkat manusia sebagai khalifahMu, mandatarisMu di bumi sejak adam yang berilmu ekogenetika manusia sudah membuktikannya, kok tiba-tiba hari ini mereka membuat pernyataan bahwa mereka sedang mencariMu, katanya mau dibelanya. Padahal selama ini, pembela (advokat) biasanya pihak luar yang membantu korban yang mengalami masalah. Kalau orang dalam masalah mestinya bukan membela, tetapi sedang berjuang untuk mengatasi persoalannya. Tapi sudahlah, mungkin itu persepsi dari masing-masing pemikiran manusia".

Ilustrasi dari Google

Memasuki jagad puasa, menyelinap memasuki bilik “swaraning asepi” atau dunia “kasyful hijab”. Puasa membuka telingga batin dari suara-suara yang tidak mungkin bisa didengar oleh telinga. Tapi kalau suara Allah, para rasul dan nabi, auliya’ anggaplah kita kurang cukup bersih untuk bersentuhan dengan frekuensi itu.

Hitunglah berapa besar peran kesenangan dalam kehidupanmu. Berapa presentase ketidak senangannya. Disiplin melakukan apa yang pada dasarnya tidak kita senangi serta tidak melakukan apa yang pada dasarnya kita senangi. Segala sesuatu di rumahmu: betapa kebanyakan dari kenyataan hidupmu itu “bersifat hari raya”, yaitu memenuhi kesenangan.

Baca Juga

Puasa menggemblengmu untuk bermental pejuang. Karena kamu adalah khalifatullah, maka yang dibutuhkan  darimu adalah daya juang untuk sesama manusia. Apakah kamu senang membagi-bagikan uang hasil kerjamu? Apakah kamu senang menolong orang lain yang menderita dan memerlukan pengorbananmu? Apakah dirimu senang membela orang-orang yang tertindas?

Kalau kesiapanmu hanyalah menuruti kesenangan, maka kewajiban sosial semacam itu akan minim untuk bisa kamu lakukan. Sehingga dimata Allah derajatmu tidak tinggi. Sebab, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Maka, itulah manfaat puasa. Melatihmu untuk menjadi manusia yang mampu menaklukan kesenangannya. Mampu minum jamu yang rasanya pahit, tidak enak, mampu lapar dan haus. Lapar dan haus dari akan kesenangan semata. Mampu mengorbankan kesenangannya demi kewajiban dari Allah dan kebaikan bagi sesama.

Kalau engkau mampu memproses batinmu sedemikian rupa, sehingga kesenangan dan kewajiban atau kebaikan bisa menyatu. Maka, puasa adalah musushnya nafsu, keserakahan, tamak, mendominasi dan sejenisnya.

Puasa berkawankan dengan akal, maka harus halau kebencian, dendam. Karena kebencian dan dendam menutupi akal sehat. Kapitalisme yang serakah hanya bisa dihadapi dengan puasa; puasa membeli, puasa mengagumi. Yang dibutuhkan adalah kesunyian untuk memperoleh gambaran yang hakiki yang nyata, agar kita tidak sekedar menjadi kayu bakar yang mudah tersulut oleh api kecil.

Oleh Ichan Mubaedi

Demikianlah artikel dari atmosferku.com tentang MANAJEMEN PUASA - MENGGEMBLENGMU UNTUK BERMENTAL PEJUANG. Jika Anda menyukai dan juga bermanfaat untuk yang lain, mohon SHARE YAA Sahabat, serta jangan lupa memberikan like, twit atau berkomentar di bawah ini sehingga bisa menjadi referensi bagi sahabat semua di jejaring sosial Anda. Terima kasih. 

Halaman :