--> Skip to main content

Yuk Puasa Puasa Al-Syura' dan Al-Tasua

Yuk Puasa Puasa Al-Syura' dan Al-Tasua  - Pada bulan Muharram ini, Nabi Saw mengajak kepada semua pengikutnya untuk melakukan puasa sunnah Al-Suro’ yang tepatnya pada besok tanggal (10-Muharram/24 November). Di harapkan, puasa itu mampu menjadikan jiwa manusia semakin kuat, sabar, dan tidak gampang terpengaruh dengan informasi-informasi yang menyesatkan atau memprofokasi. Seolah-olah, Nabi ingin menyampaikan kepada umatnya, bahwa bulan Muharram ini moment paling tepat untuk mendidik ruhani, agar tidak menjadi bringas, tetapi senantiasa sabar, menerima ketentuan Allah Swt dengan ridho dan ikhlas.

Nabi Saw menyebut bulan ini dengan Sahrullah (Bulan Allah). Nabi Saw menganjurkan melestarikan amal sholih, seperti; puasa, bersedekah. Kebaikan yang dilakukan pada bulan ini, hampir setara dengan puasa Romadhan. Di dalam sebuah hadis, Imam al-Hakim di dalam kitab ‘‘al-Mustadrok”-nya, Nabi Saw menuturkan:

‘‘ Di riwayatkan dari Abu Hurairah r.a, di angkat dari Nabi, beliau Saw pernah ditanya:” sholat apakah yang paling utama setelah sholat lima waktu? dan puasa apakah yang paling utama setelah puasa bulan suci Ramadhan? Nabi Saw menjawab:” sebaik-baik sholat setelah sholat lima waktu ialah sholat ditenggah malam (tahajud), dan sebaik-baik puasa setelah bulan suci ramadhan ialah bulan muharram”.

Secara umum, anjuran berpuasa dan sholat malam pada bulan Muharram bersifat umum. Berarti, keistimewaan bulan Muharram itu sejak awal bulan hingga ahir bulan. Jika uamat islam mau dan mampu memanfaatkan bulan ini dengan sebaik-baiknya, maka ia termasuk orang yang beruntung. Sebaliknya, jika tidak bisa memanfaatkan fadilah bulan Muharram dengan sebaik-baiknya, termasuk orang yang merugi. Al-Qur’an Q.S

al-Ashr menjelaskan: Demi masa, sesungguhnya manusia itu tergolong orang sangat merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholih, dan saling menasehati pada kebaikan dan kesabaran”. Sebab, belum tentu manusia itu bisa melewati bulan Muharam berikutnya, karena manusia tidak tahu kapan ajal menjemputnya.

Puasa Asura’ dan Sembilan.

Asura’ berasal dari bahasa Arab yang berarti ”hari ke-sepuluh” bulan Muharram. Para Nabi dan utusan-Nya, senantiasa membiasakan puasa pada tanggal 10-Assura’, seperti Nabi Nuh a.s, Musa a.s,. Nabi Saw pernah menuturkan:

”Hari al-Syura’ yaitu hari dimana para Nabi melakukanya, maka berpuasalah hari itu, dan
juga kalian semua. Nabi S.a.w ternyata telah membiasakan puasa Assura’ sejak di Makkah, hanya saja beliau tidak pernah memerintah atau mengajak pengikutnya berpuasa. Begitu juga penduduk Qurais di Makkah sebelum Islam. "

Ketika Nabi Hijrah Ke Madinah, Nabi Saw mengajak pengikutnya untuk berpuasa. Sedangkan, ketika ada perintah kewajiban puasa Ramadhan, Nabi tidak lagi melakukan puasa al-Syura’. Beliau mengatakan:” barang siapa yang ingin berpuasa, silahkan dan barang siapa yang ingin berhenti, silahkan. Puasa pada hari al-Syura’ pahalanya sama deangan menghapus dosa-dosa setahun yang telah berlalu. Pada hakekatnya, Nabi ber-azam (niat) berpuasa dua hari, yaitu hari kesepuluh (al-Syura’) dan kesembilan (al-Tasua). Akan tetapi, belum sempat melakukan, beliau sudah wafat. Menurut Imam al-Nawawi, Imam al-Syafii, Ahmad, Ishak, disunnahkan berpuasa pada tanggal Sembilan dan sepuluh, sebagaimana keterangan hadis diatas Pada tanggal sepuluh, berarti sunnah fi’liyah, dan pada tanggal Sembilan termasuk sunnah kauliyah (niat).

Pada bulan Muharram, tepatnya pada tanggal 10 Al-Sysura’ terjadi seribu satu kisah menarik. Kisah dan kejadian-kejadian itu diceritakan dalam literature hadis Nabi Saw. Dan, par ulama’ juga ikut serta menganalisa kerjadian-kejadian tersebut. Seperti diturunkanya Adam dari langit, serta taubatnya (kembalinya) Nabi Adam a.sUmar bin Abd.Aziz pernah memberikan wejangan kepada masyarakatnya agar senantiasa berdo’a kepada Allah Swt, seperti do’anya Nabi Adam (Q.S al-A’rof, 23), juga do’anya Nabi Nuh, (Q.S Hud, 48), do’a Nabi Musa (Q.S al-Qosos, 16), do’a Dzun al-Nuun (Q.S al-Anbiya’, 87). Betapa sakralnya bulan muharram ini, sehingga bulan ini disebut juga dengan bulan sakral (bulan haram). Menghidupkan bulan ini, merupakan sebuah perbuatan mulia, sekaligus meneladani Nabi Saw.

Yuk kita biasakan puasa sunnah,,



Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar