--> Skip to main content

Ibu Itu Menatapku dengan 1000 Bahasa dan Ternyataaah.......

Suatu kala di siang hari, Koko duduk termenung sendirian menunggu seorang temannya di depan Kantor Pos pusat DIY. Termenung sendirian melihat hiruk pikuk kendaraan bermotor yang lewat dengan pongahnya dengan sesekali dia melihat Hp pintarnya (Smartphone). Dia melihat Hpnya untuk melihat jam berapa sekarang??kok temennya tak kunjuing memunculkan batang hidungnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 WIB, Koko pun segera meng-SMS temannya dengan nada yang agak emosi," Kalau masih lama datangnya, besok saja kita ketemunya?sebentar lagi sudah mau luhur". Tetapi sama sekali tak ada balasan dari temannya, Koko pun masih menunggu dengan sabar. 

Disaat menunggu tersebut, dari kejauhan seorang ibu-ibu berjalan kearahnya. Dengan baju lusuhnya, serta kaki yang setengah diseret (tapi bukan ngesod looooh...^ ^). Ibu tersebut terus menatap si Koko, dan kemudian menghampiri si Koko, dengan suara setengah merintih ibu tersebut bilang, "Adek, tolongin ibu. Ibu pengen pulang, anterin Ibu pulang". 

Sambil kebingungan Koko berucap, "Haaaduuh.... Ibu mau pulang kemana??".

Kemudian Ibu tersebut menjawab, "Ke Bekasi Deek, Ibu bingung...."

Dalam hati si Koko, * Apaaaaaaaa???ke Bekasi???* yang kemudian dijawabnya, "wah ibu, saya tidak bisa mengantar Ibu, karena saya sudah janji dengan teman."

Dengan penuh harap, dan usaha yang keras untuk dikasihani sama Koko. "Adek tidak usah nganter Ibu ke Bekasi, adek cukup antar ibu ke stasiun Lempuyangan sama beliin tiket kereta ekonomi. Murah ko Dek...", ujar Ibu tersebut.

Kembali Koko berkata dalam hati sambil clingak-clinguk. *Wah...jangan-jangan ini kaya acara di tipi yang minta tolong itu yaa*. Koko pun menjadi berkhayal sejenak.
"Ibu, ini saya kasih uang. Tapi tidak banyak", sambung Koko.

Ibu tersebut masih memperlihatkan betapa kasihannya dan membutuhkan bantuan si Koko, kemudian Ibu tersebut bilang, "Adeek, Ibu tidak butuh uang. Ibu cuma butuh tiket pulang ke Bekasi. Adek beri Ibu uang buat beli tiket saja, murah ko Dek, cuma 47.500 nanti Ibu ke Stasiun Lempuyangannya jalan sendiri tidak apa-apa, yang penting Ibu bisa pulang". 

*Waooo, ibu ini tau harga tiket segala*, gumam Koko dalam hati. Kemudian Koko berkata, "Ini ibu saya tambahin uang lagi untuk naik becak ke stasiun Lempuyangan. Tapi untuk ke Bekasi saya belum bisa". 

Ibu itu masih terus memohon pada Koko, "Bantu Ibu Dek, murah kok. Masa adek tidak punya. InshaaAllah bantuan adek akan mendapatkan balasan dan berkah dari Allah SWT." 

Kemudian dari kejauhan, seorang tukang becak memanggil Koko dengan kode tepuk tangan. Koko pun menengok ke arah tukang becak tersebut. Tukang becak memberikan kode dengan menggelengka kepala, dan gerakan tangan yang mungkin bermakna "Jangan dikasih uang lagi".

Setelah melihat kode dari tukang becak tersebut, Koko pun bersikap acuh dengan Ibu tersebut. Dan bilang, "Ibuu, saya hanya mampu memberi segitu. Maaf ya"

Ibu tersebut kemudian menjawab, "Makasih ya adek" dan kemudian duduk di dekat pintu masuk kantor pos. Setiap ada orang yang lewat, Ibu tersebut selalu merintih, mengiba, meminta tolong untuk diantar pulang".

Koko kemudian mendekati si tukang becak, dan bertanya,"Ibu itu orang sini ya Pak?dan sudah sering demikian sama pengunjung kantor pos?". 

"Iya, dia itu ngapusi, ga usah percaya. Tiap hari seperti itu", ujar si Tukang becak.

Koko pun bergumam, "Hmmm....modus pengemis gaya baru, hampir saja saya terkelabui".

Dan beberapa orang juga bernasib sama dengan Koko, hampir dikelabui. Bahkan ada bapak-bapak dengan baiknya mau mengantarkan ibunya, tapi setelah Ibunya bilang pulang ke Bekasi, Bapak tersebut langsung mengurungkan niat untuk mengantar ibu tersebut. Hanya memberi beberapa lembar uang. 

Sungguh, para peminta-minta sekarang semakin kreatif dengan gaya-gaya baru mereka menjual rasa iba pada orang lain hanya untuk uang.

Sesampai di rumah, Koko bercerita sama Kakaknya. Dan ternyata Kakaknya juga mempunyai cerita yang sama. Tetapi Kakaknya lebih kejam, sama halnya dengan Koko. Seorang Ibu-Ibu yang menjadi lakonnya. Jadi, saat itu kakaknya sedang berada di kantor. Kemudian datang wanita separuh baya sambil tergopoh-gopoh.

"Pak, tolong Pak", ucap ibu tersebut. Kemudian kakak koko bilang,"iya ibu apa yang bisa saya bantu"

"Begini Pak, saya butuh uang 500ribu untuk operasi anak saya yang sekarang di sardjito", ujar Ibu tersebut. Dengan santai Kakak Koko bilang,"Loh, emang tidak punya saudara disini?"

"Punya Pak, tadi saya sudah minta bantuan sama saudara saya di Fakultas Pertanian (Sambil menunjuj ke arah Utara)", ucap Ibu tersebut.

Dengan tersenyum Kakak Koko menyahut, "Ibuuuu, Fakultas Pertanian itu di Barat bukan di utara."

Dengan bingung Ibu tersebut bilang,"Oh iya Pak maksud saya disana (sambil nunjuk arah barat".

Kemudian dengan tegasnya Kakak Koko bilang,"Ibuuu, kalau ibu kesini hanya untuk meminta uang, ini saya kasih uang seadanya, tidak usah alasan yang ini itu. Dan ibu jangan macem-macem disini".

Dengan ketakutan ibu tersebut terus pergi dan berlari. 

Hmm, sekarang apapun caranya untuk mendapatkan uang instant selalu akan dilakukan. 

Jika menemui orang seperti dalam cerita, sobat permana bisa mengambil sikap tegas. Misalnya katakan,"oh ya Bu, Ibu disini berarti kehilangan saudara ya, ayuk ikut saya ke kantor polisi, nanti pasti akan dibantu. InshaaAllah, pengemis itu akan ketakutan dan pergi".
Atau tanyakan yang detail jika orang itu meminta uang untuk biaya operasi, "Oh ya Bu, anak ibu di ruang apa, namanya siapa, sakit apa, asal ibu dimana?nanti saya langsung serahkan sama anak ibu". Mungkin dengan seperti itu mereka yang mempermainkan kebaikan orang akan pergi menjauh.

~Semoga bermanfaat~

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar