--> Skip to main content

AKANKAH ANAK CUCU KITA NGONTRAK DI TANAH SENDIRI NANTINYA??

        Berawal dari Twitter tentang "Indonesia Berdaya" yang saya tau pertama kali tweetnya Bang Ippho Santosa. Bang Ippho membuat tweet tentang Indonesia berdaya, yakni pengumpulan sedekah dari para dermawan yang nantinya digunakan untuk membeli lahan dan hasilnya untuk anak-anak yatim. Selain itu juga agar tanah negeri yang indah ini tidak terus menjadi milik negeri asing. Para Alien (orang asing) yang membeli tanah indah ini untuk kepentingan mereka sendiri tanpa memperhatikan kemakmuran masyarakat sekitarnya. 
Saya menjadi penasaran dengan ini, berapa persen kah seluruh aset negara dengan kekayaan yang luar biasa ini dipegang pihak asing??. Akhirnya saya mencari tau, searching di mbah google.

“Pernahkah anda menyadari, dari bangun tidur, beraktivitas, hingga tidur lagi, semuanya telah dikuasai perusahaan asing?” (hlm. 13). Begitulah Wawan, sang penulis buku ini, membuka pembahasannya. Tengok saja, dari mulai minum AQUA (74 persen sahamnya dikuasai perusahaan Danone asal Prancis), atau minum teh Sariwangi (100 persen sahamnya milik Unilever, Inggris), minum susu SGM (milik Sari Husada yang 82 persen sahamnya dikuasai Numico, Belanda), mandi dengan sabun Lux, sikat gigi pakai Pepsodent (milik Unilever), hingga merokok Sampoerna (97 persen sahamnya milik Philips Morris, Amerika Serikat) dikuasai pihak asing."

       Sungguh miris dengan keadaan demikian, kita punya tanah yang tongkat dan batu saja bisa menjadi tanaman malah diberikan ke pihak asing. Terlihat bodoh tapi inilah faktanya. Sebenarnya bukan masyarakat kecil yang yang melakukan hal demikian, melainkan orang-orang yang dengan buta akan uang yang melakukannya. Orang-orang tersebut hanya melakukannya untuk hal sesaat, menjual aset berharga milik bangsa untung kepentingan sepihak. Dengan lulusan yang lebih tinggi tapi malah semakin hilang logika mereka karena otak mereka hanya uang...uang..uang..dan uang.

        Saat ini pemerintah dengan tergesa-gesa melarang ekspor bahan mentah mineral ke luar negeri sejak mei 2012 dgn alasan melonjaknya ekspor mineral menjelang larangan ekspor bahan mentah 2014. Larangan tersebut seolah-olah melindungi  SDA kita  agar tidak habis terjual mentah, dan untuk kepentingan nasional meningkatkan nilai tambah, sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan sebesar-besarnya, namun pada kenyataannya para menteri, tim ekonomi Indonesia bersatu jilid 2,  berlomba-lomba mencari investor asing untuk membangun pabrik pengolahan, peleburan dan pemurnian di Indoenesia. Kenapa tidak memberikan seluas-luasnya kepada pengusaha lokal dengan dukungan Bank pelat merah? Kenapa SDA kita harus diserahakan ke asing utk di olah dari hulu hingga hillir?
Apakah karena melakukan  pengolahan mineral dari bahan mentah menjadi bahan setengah jadi itu sangat sulit atau membutuhkan modal yang sangat besar? Sehingga bangsa Indonesia tidak mampu??? Jika itu yang menjadi alasan pemerintah, maka kami berpendapat bahwa pemerintqah saat ini  telah melakukan pembohongan dan pembodohan kepada rakyatnya sendiri. Untuk mengolah batu emas menjadi logam emas tidaklah sulit, teknologi pengolahan tersebut sangat murah, besar kecilnya modal tergantung dari kapasitas mesin pengolahan yang direncanakan. Investasi bisa hanya dengan ratusan juta, milyaran, triliunan, semuanya tergantung dari kapasitas pengolahan. Lebih baik kita mengolah SDA  dalam kapasitas kecil namun 100% milik bangsa indonesia, daripada mengeksploitasi SDA secara besar-besaran namun mayoritas dimiliki oleh asing, sebagai contoh, Freeport, Newmont, dll.

        Kami sangat heran dengan pemerintahan saat ini sangat gemar mengundang investor-investor asing untuk mengelola sumber daya alam indonesia, padahal kita tau sejak jaman dahulu penjajah masuk untuk merampok SDA selalu mendapatkan perlawanan dari para pahlawan kita dengan darah dan nyawa, namun kenapa saat ini justru pemerintah aktif mengundang para penjajah? Jika beralasan kita masih belum mampu, itu merupakan pembodohan yang sejak jaman orde baru selalu digaungkan, padahal kita mengetahui teknologi, tenaga ahli, bisa dibeli tanpa harus mengorbankan hak kepemilikan sumber daya alam tersebut. Sungguh hal ini akan membuat arwah para pahlawan menangis..hehhe..

     Sudah seharusnya saat ini pemerintah berhenti mengelabui rakyatnya, sumber daya alam sudah seharusnya dikembalikan utk kemakmuran rakyat indonesia, bukannya bangsa asing. Mari seluruh rakyat indonesia bersatu untuk memperjuangkan hak-hak rakyat atas SDA yang telah dikuasai oleh konglomerat maupun asing. Ketidakadilan sudah semakin blak-blakan kita alami saat ini, kembalikan tanah, air, isi perut bumi kepada negara untuk kemakmuran rakyat seperti diamanatkan oleh uud 45 pasl 33. Rakyat kecil sulit mendapatkan tanah sepetak, sementara konglomerat dan bangsa asing dengan mudahnya mendapatkan tanah, SDA, mineral, batubara, sawit, karet, dengan luas hingga jutaan hektar. 
Kita yang memilih mereka tapi mereka menggencet kita, dengan pembodohan-pembodohan yang mereka lakukan. Dukungan yang kurang bagi para UKMK, dan para wirausahawan muda. Meraka mendukung tapi lebih mendukung para alien yang mengambil sebagian kekayaan. Jadi para wirausahawan pun hanya bengong melihat penampakan ini. Liciknya para alien, mengambil kekayaan kita kemudian menjual kembali kekayaan kita kepada kita dengan harga yang lebih mahal.

Jika tetap dibiarkan tidak ada lagi yang namanya Indonesia.Yang ada hanya sekumpulan manusia yang berada di tanah air Indonesia saja. Karena hampir semua yang kita gunakan selama 24 jam itu tidak ada satupun produk dari bangsa sendiri. Istilahnya nanti anak cucu kita itu "Ngontrak di tanah milik sendiri."

Sesungguhnya, Indonesia memiliki potensi kekayaan alam yang kaya raya, makanya tak aneh bila Indonesia dijuluki sebagai zamrud khatulistiwa. Potensi kekayaan alam Indonesia antara lain, kekayaan hutan, perkebunan, kelautan, BBM, emas dan barang-barang tambang lainnya.
Menurut data, Indonesia memiliki 60 ladang minyak (basins), 38 di antaranya telah dieksplorasi, dengan cadangan sekitar 77 miliar barel minyak dan 332 triliun kaki kubik (TCF) gas. Kapasitas produksinya hingga tahun 2000 baru sekitar 0,48 miliar barrel minyak dan 2,26 triliun TCF. Ini menunjukkan bahwa volume dan kapasitas BBM sebenarnya cukup besar dan  sangat mampu mencukupi kebutuhan rakyat di dalam negeri (Sumber Data ; Walhi, 2004)

Sebagai negara yang sebagian besar warganya mayoritas muslim harusnya kita paham akan ayat ini :
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia" (QS 13:11).

Dengan bersatu kita bisa mengambil semua, dan Indonesia bisa merdeka seutuhnya. Aamiin.

Seharusnya pemerintah sadar, hidup ini bukan hanya untuk uang tapi uang untuk kemakmuran.


Pustaka:
Epung Saepudin >> http://www.aktual.co/hukum/17323190-persen-perekonomian-indonesia-dikuasai-asing-
http://politik.kompasiana.com/2012/12/05/sumber-daya-alam-indonesia-dikuasai-negara-utk-kemakmuran-konglomerat-dan-asing-508425.html 
http://belanegarari.wordpress.com/2013/05/12/indonesia-dikuasai-asing/
 http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?Itemid=60&catid=8:kajian-ekonomi&id=1194:kekayaan-alam-dan-kemiskinan&option=com_content&view=article
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar