--> Skip to main content

Berada Di zaman Peradaban Casing

Pernah tidak sahabat atmosferku.com dipandang sebelah mata hanya karena penampilan dan citra kita berbeda? jika pernah berarti sama seperti saya. Kita sedang berada di Zaman Peradaban Casing, menyebutnya demikian. Istilah ini tercetus kala berbincang dengan seorang sahabat, dimana casing atau tampilan menjadi prioritas primer. Tidak peduli dia itu maling atau begal atau penjahat atau apa, selama dia berjas, menggunakan barang-barang mewah, punya kedudukan, akan sangat dihormati. Meskipun hanya sebatas pencitraan Saya serta sahabat saya pun pernah mengalami yang demikian, hanya menjadi angin yang bermimpi dalam syahdu

Kita Sekarang Berada Di zaman Peradaban Casing
Zaman Peradaban Casing                           Ilustrasi oleh Yogi Permana

"Siapa sih kita? ingin dihormati ya harus berduit dan bermewah-mewahan lah..", begitulah obrolan saya waktu itu. Bahkan orang tidak akan peduli ketika sedang dikadali oleh orang yang ber-jas. Setidaknya tuan rumah bangga, rumah mereka mendapat tamu yang Waaah. Derajat mereka terasa terangkat, meskipun misalnya orang ber-jas tersebut hanya sekedar numpang tanya alamat. Hehehe...
Zaman Peradaban Casing, sangat kental dalam balutan penampilan sebatas pencitraan, ucapan, sikap seketika, hanya demi sebuah penghargaan. Sebuah derajat keagungan, tanpa mempunyai nilai lebih. Menginginkan sebuah pengakuan, tapi hanya sebatas menjadi luapan. 

Zaman Peradaban Casing, dimana logika kita menjadi sempit. Hanya menggunakan mata sebagai pedoman. Hati dan logika, dikesampingkan, agama tak lagi ada dalam pikiran.

Era digitalisasi sangat mendukung Peradaban Casing, dimana tampilan menjadi titik beratnya, pencitraan belaka. Cerita yang ditulis dalam ranah medsos, sebagai media pencitraan dengan foto-foto yang aduhai dan wah. Jadi inget, kalau ngomongin casing dan medsos, sekitar 2 tahunan lalu merebak kabar dari sebuah MLM. Kabar yang menyebutkan, bahwa foto-foto dari anggota mereka adalah hoax, berfoto di depan mobil mewah yang ternyata itu mobil orang lain di parkiran. Sebagian orang lebih memperbagus casing atau tampilan mereka dari pada memperbagus hati dengan balutan iman. Berikut beberapa yang saya temui mengenai menjamurnya Peradaban Casing. Saya sendiri pun masih demikian.. #menyedihkan. Kurang bercermin melihat diri sendiri.

Saat kost di Jogja, saya cukup dekat dengan lingkungan sekitar kost-an dan beberapa kenal dengan penduduk pribuminya. Kebanyakan dari warga pribumi membuka bisnis kost-kost-an, salah satu adalah seorang bapak yang saya kenal. Beliau bercerita, jika ada wanita berjilbab lebar yang ternyata hanya sebagai kedok. Sebenarnya wanita tersebut seorang yang murahan (maaf), yang hanya akan merusak citra muslimah


Begitu juga dengan tampilan seakan anak santri, datang ke rumah-rumah, untuk meminta sumbangan mengatasnamakan pembangunan sebuah masjid. Jika dilogika, yang ngaku santri dari luar pulau, ke pulau yang lain hanya untuk meminta sumbangan pembuatan masjid? biaya operasionalnya dari mana?relawan? sangat tidak mungkin. Secara logika, dia berkeliling butuh makan, ongkos angkutan da lainnya. Namun entahlah, wallahu a'lam... 

Dimedsos pun demikian, banyak yang menggunakan pencitraan agar terlihat seperti orang baik (kaya saya jadi jangan ditiru). Aslinya mempunyai tujuan negatif. Sudah banyak yang terjebak karena tampilan foto dimedsos. Baik wanita ataupun laki-laki. 

Kendaraan menjadi tampilan berikutnya yang dipandang orang. Jika datang dengan sepeda sama sekali tidak dilihat, dengan sepeda motor dianggap biasa saja, pakai mobil langsung berlagak kenal ramah dan sopan serta mengelu-elukan. Padahal yang bermobil belum tentu seperti yang dipikirkan.

Dikota saya, masih menjumpai orang tua yang bangga jika anak gadisnya di-apeli oleh laki-laki yang datang dengan motor besar atau dengan mobil serta membawa jajanan mahal. Tanpa memikirkan akan diapain anak gadisnya. Bahkan demi bisa pergi, anak gadisnya sampai berbohong berkali-kali. Harusnya menjaga agar tidak dibawa-bawa oleh yang bukan mahromnya, orang tua harus berani tegas.
Banyak dari sebagian orang yang menjadi malaikat ketika di depan namun menjadi pembunuh berdarah dingin ketika berada di belakang. Uuukh ngerinya disitu..

Padahal Rasulullah Saw,. telah memberi wejangan, memberi nasehat yang super bahkan lebih super dari nasehatnya Pak Mario.
"Sesungguhnya Allah tidak menilai kalian dari lahiriyah dan penampilan, akan tetapi Allah menilai isi hati kalian". [Sahih Muslim]
“Sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika ia baik maka seluruh tubuhnya juga akan baik, dan jika ia rusak maka seluruh tubuhnya juga akan rusak, sesungguhnya ia adalah HATI“ . [Sahih Bukhari dan Muslim]
Penampilan akan mengikuti hati, begitu kata Rasul Saw,. Dan itu memang benar, karena jika hatinya baik, seluruh tubuhnya akan baik. Jadi perbaiki hati, niscaya penampilan pun akan lebih menyejukkan. Namun, masa sekarang ini, eekh, bukannya memperbagus penampilan namun malah membobrokan hati, akhirnya akan merasakan sepi di hari nanti. Dan jangan sampai kita mati tanpa ada iman di dalam hati, namanya ngeriii...


Oleh Yogi Permana | IG: @permanaglobal  | Twitter: @permanaglobal

Demikianlah artikel dari atmosferku.com tentang Berada Di zaman Peradaban Casing. Jika Anda menyukai dan juga bermanfaat untuk yang lain informasi ini, share ya dengan memberikan like, twit atau berkomentar di bawah ini sehingga bagi sahabat semua di jejaring sosial Anda juga bisa mendapatkan kebaikan. Terima kasih.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar