--> Skip to main content

Benarkah Ketika dalam Ketakutan, Kita akan lebih Ingat sama Allah?

Benarkah Ketika dalam Ketakutan, Kita akan lebih Ingat sama Allah?
Bersembunyi karena ada rasa takut. (ilustrasi dari Google.com)
Atmosferku.com -   Suatu hari seorang pemuda, sebut saja Fulan, tertangkap basah ketika mau mencuri disebuah warung. Kemudian Fulan lari ketakutan, warga mengejarnya. Lari dan terus lari, dalam benak pemuda “aku harus terus lari, kalau sampai ketangkap mati aku.!!”.

Massa yang mengejar si Fulan semakin banyak, Fulan semakin bingung mesti lari kemana dan ketakutan dalam dirinya pun semakin menjadi. Kemudian ia melihat Bak sampah dan bersembunyi dalam bak sampah tersebut.

Warga yang mengejar berhenti di sekeliling bak sampah tersebut. Dalam persembunyian dengan ketakutan yang sangat amat, keringat dingin, pasrah, dan gemeter, Fulan berbicara dalam hati “Mati aku sekarang, warga sudah dekat semua”. Karena jika ketangkap bisa dihajar habis-habisan, bahkan bisa dibakar hidup-hidup. Fulan mengetahui jika mencuri di desa tersebut kalau ketahuan bisa berakibat fatal, namun Fulan nekad karena ia terpaksa mencuri demi ekonomi.

Dalam ketakutan dan kepasrahan si Fulan berucap lirih serta penuh harap, “Yaa Tuhan, jika aku nggak ketahuan. Aku akan berhenti mencuri, dan akan berbuat baik”. Setelah hampir satu jam warga berputar-putar mencari, para warga pun bubar. Fulan pun keluar dari bak sampah dengan kaki yang masih lemas karena takut, serta hati yang tenang setelah berhasil lolos. Ia pun segera pergi keluar dari desa tersebut untuk menenangkan diri, efek dari ketakutan yang amat sangat.

Tubuh manusia akan menjadi lemah ketika rasa takut dalam diri menyerang. Semua organ tubuh terasa hilang tenaganya. Jantung berdetak cepat, nafas terasa susah, gemetar, dan yang lainnya. Itu merupakan serangan "Panic Attack". Saat mengalami rasa demikian, manusia akan cenderung pasrah yang bener-bener pasrah. Saat seperti itu secara reflek dan sadar, ia akan menyebut Tuhannya memohon pertolongan (berdoa).

Hari-hari setelah kejadian tersebut, Fulan berubah menjadi baik. Bersedekah, sholat ke masjid, menolong, dan melakukan kebaikan lainnya. Ia pun mulai bekerja secara halal meskipun hasilnya nggak seberapa.

Dari sepenggal kisah diatas membuktikan bahwa seorang yang awalnya berniat mencuri kemudian merubah niat tersebut dalam ketakutan menjadi niat yang baik, Sang Kuasa pun menyelamatkan sehingga warga tak mampu menemukan dia.

Sungguh, Allah memberi kebaikan sekalipun itu hanya berupa niat baik. Maha Baik Allah. Saat berniat dalam ketakutan, mampu merubah hidup pemuda tersebut menjadi lebih baik dan positif. Sebelum beraktifitas usahan untuk selalu berniat yang baik, dengan begitu akan menimbulkan energy-energi positif dalam tubuh. Sehingga ion-ion positif dari luar akan tertarik, seakan-akan alam semesta mendekat dan memberikan kebaikan.

Walaupun itu hanya baru sekedar niat. Karena dari sebuah niat, itulah yang akan menjadi tindakan kita. Jika niatnya baik, tindakan dan kelakuan kita pasti akan mengikuti baiknya. Niatkan untuk selalu berbuat kebaikan dan berbagi manfaat. Jangan sepelekan the power of niat. Niatkan juga agar kita di jauhkan dari segala yang haram, serta didekatkan dengan segala yang halal.

Kisah diatas hanya karangan fiktif penulis, namun tidak jarang dialami oleh beberapa orang meski kejadiaannya berbeda. Karena dalam ketakutan, dalam rasa gemeteran, manusia akan fokus pada Tuhannya. Saat itu, ia yakin bahwa Tuhan menjadi titik terakhir yang bisa menolongnya, dan tak berpikir orang lain akan bisa menolongnya. Saya pun pernah mengalami, saat ujian skripsi saja dulu, sempet ketakutan, grogi abis. Menuju detik-detik masuk ruangan, tak hentinya mengingat Allah, "Yaa Allah, lancarkan ujiannya". Kaya maksa Allah ya, tapi itu manusiawi.

Kisah tersebut juga dimaksudkan sebagai penggambaran dari sebuah niat, "sesungguh setiap perbuatan tergantung pada niatnya". Apapun kita dulunya, sedetik yang lalu, jika sudah diniatkan untuk bener-bener mau menjadi manusia yang lebih baik, InshaaAllah, Allah akan memudahkan segalanya. Sebelum semua penyesalan terjadi, karena waktu kadang nggak berbicara banyak.





Jangan nunggu rasa takut untuk selalu menghambakan diri pada Allah, jangan nunggu takut mncul untuk selalu ingat sama Allah, jangan nunggu Allah menegurmu baru ingat sama Allah. Tapi ingatlah sama Allah kapanpun, dimanapun, dan dalam kondisi apapun. InshaaAllah dirimu akan selalu terjaga dari keburukan yang tak terduga.

Temen-temen ada yang punya kisah yang sama tentang ketakutan terus ingat sama Allah? bisa diceritakan dikolom komentar agar menjadi contoh baik untuk yang lain.


 
Terima kasih ya telah menyempatkan waktu untuk membaca Benarkah Ketika dalam Ketakutan, Kita akan lebih Ingat sama Allah?
Mari menjadi pahlawan penyebar kebaikan dengan men-SHARE artikel Ini. Semoga rezeki berlimpah untuk sahabat yang sudah menjadi pahlawan penyebar kebaikan. Aamiin
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar