--> Skip to main content

Jangan Mudah Menghujat Perubahan Baik Seseorang, Karena Tahapan Hidup Seseorang Itu Berbeda

Manusia butuh orang lain untuk menjadi lebih baik 


Jangan Mudah Menghujat Perubahan Baik Seseorang, Karena Tahapan Hidup Seseorang Itu Berbeda - Betapa beruntungnya kita sebagai manusia, punya kemampuan untuk mengenal satu sama lainnya. Sepertinya kemampuan tersebut sebagai bentuk bahwa kita (manusia) nggak dapat hidup sendirian. Butuh sesama untuk bisa melangsungkan hidup

Mengenal banyak jenis manusia, yang terlahir dari daerah-daerah yang berbeda. Juga dengan proses dia menjadi dewasa dengan lingkungan yang berbeda. Kemudian saling bertemu, dan juga mengalami yang namanya saling mempengaruhi. Pengaruh tersebut sering nggak kita sadari. Dan kebanyakan manusia berubah jadi jahat (nggak baik) sebab akibat dari perilaku manusia-manusia lain yang ada disekitarnya.

Berkaitan dengan kondisi lingkungan sekitar, terutama untuk para muslimah yang ingin berhijrah menjadi muslimah yang lebih baik. Kasihan dengan mereka, terkadang dia baru mencoba

- pakai stoking hari ini,

- pakai handsock,

- memakai baju yang longgar

- atau memakai cadar

Sudah mendapati komentar yang macam-macam, sungguh sebuah godaan bagi seorang muslimah yang sedang berusaha hijrah dan memperbaiki diri. Itu baru satu hal, belum lagi hal yang lain yang masih banyak

Beberapa dari kita seperti melupakan fungsi dari anggota tubuh yang namanya mulut, sebenarnya Adalah untuk bertasbih dan mengagungkan Allah. Untuk berkata baik atau memilih diam jika kiranya yang akan keluar dari mulut kita adalah perkataan yang nggak baik. Mungkin kenapa tidur itu lebih berpahala ya, hehehe...

Seringkali, nggak sadar terlena dalam sebuah obrolan. Sampai kita sendiri nggak tahu mulut ini ngomong apaan. Kita megumpat pada siapa tanpa rasa sadar, kita fitnah siapa, kita burukkan siapa, kita aibkan siapa, dsb.

Bahkan yang lebih parah, meng-KAMUFLASE-kan umpatan, dengan dalih selalu mengatakan bukan umpat. Tapi sharing. Sharing dengan temen-temennya.

Hmm, bisa jadi dengan dalih Sharing tersebut malah menimbulkan dosa berjamaah (dosa yang dilakukan bareng-bareng). iiiiikh ngerrriii....

Bagaimana akibatnya?

Kalau ada lelaki yang akan berubah baik kembali jadi jahat, karena sharing yang kelewatan batas? Kalau ada perempuan yang akan berubah baik kembali jadi jahat, karena sharing yang kelewatan batas?

Jangan Mudah Menghujat Perubahan Baik Seseorang, Karena Tahapan Hidup Seseorang Itu Berbeda

Bagaimana Coba?

Kita sering bicara, jika berubah itu karena Allah. nggak usah menggubris omongan manusia, yang penting iman kita. Begitu ya? tapi sadarkah, bahwa manusia (kita) nggak bisa memungkiri, bahwa kita punya hati, yang sifatnya lembek.

Dan kita juga lupa, bahwa Iman itu ada pada level tertentu, tergantung pada kekuatan hati. Kadang di atas, Kadang di bawah, Kadang tengah, Kadang ada saat iman naik di atas. Kadang pasti turun secara mendadak. Yang mendadak ini yang sulit diduga, malah bisa berbahaya karena mampu merubah sifat seseorang secara seketika. Kata pepatah, "jatuh tanpa persiapan itu lebih sakit, dan bisa fatal".

There's a reason why they are the way they are

Hati manusia nggak ada yang tau, kecuali Penciptanya. Jika umpatan atau hujatan terus menerus dilayangkan pada seseorang, apakah ia akan kuat? atau seberapa lama kuat ia menahan hujatan? Adakah yang merasa bersalah ketika kalian menghujat ketika mengomentarinya?

NGGAK!! nggak akan ada yang merasa bersalah. Apalagi ia adalah saingan atau yang kita anggap musuh. Pasti akan sangat bangga melihat ia jatuh tersungkur nggak punya daya. Padahal kita nggak pernah mengetahui, jika ia sedang dalam proses berhijrah meninggalkan masa lalunya yang kelam. Jangan Mudah Menghujat Perubahan Baik Seseorang, Karena Tahapan Hidup Seseorang Itu Berbeda

Bagaimana jika efek hujatan kita malah justru melemahkan hijrah seseorang? Dan malah bisa-bisa membuat ia yang tadinya sedang berproses untuk berusaha menjadi baik kembali menjadi jahat. Apakah kita yang menghujat disalahkan? ya jelas iya!

Coba jika kita lebih mau menerima, lebih mau menanggalkan rasa emosi. Dengan menasehati dengan bijak tanpa ada paksaan dan kekerasan, mengkritik juga dengan adab, agar hatinya kembali kuat.

Pokoknya, jangan sampai komentar kita justru mematahkan semangatnya dalam proses berhijrah. Sebaiknya didukung, beri semangat serta arahan yang baik dengan berjalan bersama. Bukan nggak mungkin, jika support kita terhadapnya menjadi amalan yang diterima oleh Allah SWT. MashaaAllah kan..

Apabila nggak bisa mendukung hijrah seseorang, sebaiknya janganlah melemahkan hijrahnya. Hargai prosesnya, karena setiap tahapan hidup seseorang itu berbeda.





Oleh Nadhillah Gayvani 
Penyunting: Yogi Permana

Mari menjadi pahlawan penyebar kebaikan dengan men-SHARE artikel Ini. Semoga rezeki berlimpah untuk sahabat yang sudah menjadi pahlawan penyebar kebaikan. Aamiin
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar