--> Skip to main content

Ayah Bunda Tolong Bawa Aku ke Surga


Cerita berikut menjadi pukulan telak bagi orang tua yang sudah merasa mendidik anak dengan benar




Ayah Bunda Tolong Bawa Aku Ke Surga
curhatbidan.com

Atmosterku.com | Ayah Bunda Tolong Bawa Aku Ke Surga - Sudah menjadi sebuah kewajiban dari orang tua untuk mendidik anaknya dengan benar. Dengan benar ya. Bukan dengan merasa sudah benar. Karena pendidikan yang terbaik untuk tumbuh kembangnya seorang anak adalah dari lingkungan keluarga, terutama bagaimana cara orang tuanya mendidik.

Bukan sesuatu yang mudah juga, dikarenakan dibutuhkan kesabaran, keikhlasan, rasa syukur dan juga pengetahuan yang mencukupi dalam mendidik anak. Orang tua mesti mau belajar dan mempelajari ilmu kependidikan untuk anak, baik secara ilmu pengetahuan maupun dari segi islam (untuk mendidik anak secara islam).

Keduanya bisa dipupuk pada anak, sehingga diharapakan nantinya setelah dia dewasa bisa bertanggung jawab pada agamanya, lingkungannya dan juga pada orang tuanya.

Dengan mengingat si anak adalah amanah dari Allah, sudah sepantasnya merawatnya dengan penuh hati-hati, dengan penuh penjagaan, agar tidak terkontaminasi yang dapat merusak anak. Jika nanti saatnya dikembalikan ke Allah dalam keadaan rusak, gimana pertanggung jawaban orang tua. Wallahu a'lam

Nilai-nilai cara mendidik anak menurut islam sudah kental dengan nilai-nilai yang benar, karena semua aspek sudah ada didalamnya.

Berikut ada tulisan yang begitu inspiratif untuk para orang tua, bisa menjadi pukulan telak untuk segera mendidik anak secara benar. Simak berikut ini.

Silahkan Baca



Baru semalam, bicara sama suami masalah hapalan teteh yang sudah 5 juz. Tapi masih harus diingatkan kalau sholat. Padahal sudah masuk usia baligh walaupun masih kelas 6 SD.

Apanya yang salah?

Pagi tadi lihat rekaman Ustadz Nuzul Dzikri Lc yang judulnya : "Ayah Bunda Tolong Bawa Aku Ke Surga". Dijawab banget semuanya disitu.

Tentang kewajiban orang tua membekali anak terlebih dahulu dengan Iman sebelum Al Quran. Karena Iman akan menjadi bekal dikehidupannya sampai ke akhirat.

Apakah itu kecerdasannya dalam hal ilmu dunia, ataupun tentang hapalan Al Quran-nya yang banyak, tanpa Iman, maka ia sia-sia. Hebat di dunia tanpa iman, menjadikannya tidak selamat di akhirat. Hebat hapalan Al Qurannya tanpa Iman (melakukan ketaatan) akan menjadikannya seorang munafik.

Maka sampaikan kepada anak kita tentang ini ;

Abdullah bin ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhuma– menceritakan, suatu hari saya berada di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda, “Nak, aku ajarkan kepadamu beberapa untai kalimat:

Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah.

Ketahuilah, seandainya seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaipun mereka bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu tidak akan membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.

Masyaa Allah, mendengar ini rasanya saya baru diingatkan tentang hal mendasar yang justru terlupakan.

Dengan itu saja, sudah cukup seorang anak terhindar dari keadaan down saat gagal ujian masuk perguruan tinggi yang ia cita - citakan karena meski ia telah ikhtiar tapi jika itu bukan takdirnya maka tidak akan ia raih. Iapun percaya ada rencana Allah lainnya yang menjadi takdirnya dan itu baik baginya.

Tidak akan ada anak yang minder jika keadaannya berbeda dengan teman lainnya. Baik dalam hal harta, keadaan fisik, maupun kecerdasannya. Karena ia tahu, Allah telah berikan sesuai dengan takdirnya.

Sebagian kita terlalu menuntut anak untuk pintar disemua mata pelajaran. Sibuk dengan les ini dan itu. Menyampaikan bahwa kamu suatu saat harus jadi orang dengan ilmu kamu. Maka kamu harus pintar. Harus rajin belajar.

Ya benar, pintar memang harus. Tapi jika itu untuk dunia, temukan saja satu bakatnya yang bisa menjadi bekal hidupnya. Apakah ia berpotensi menjadi seorang dokter, maka tidak perlu memaksanya pandai juga banyak bahasa asing. Jika dia berbakat dibidang matematika, maka tidak perlu memaksanya pandai desain misalnya. Agar waktunya terfokus pada bidang yang ia minati.

Bahwa membekali anak agar siap menghadapi masa depan dengan dengan ilmu paling canggih saat inipun, belum tentu dimasa depan ilmu itu bisa ia pakai. Semua cepat berganti. Bukankah banyak saat ini orang - orang yang bekerja tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya dahulu? Namun dengan iman, apapun itu tak kan jadi masalah.

Karena Firman Allah :

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3)

Lalu mengapa kita masih sibuk dengan persiapan dunianya saja ; Ini asuransi pendidikan, ini asuransi kesehatan, ini tabungan untuk nanti menikah, ini rumah untuk anak - anak, dst. Sampai - sampai kita sibuk dengan pekerjaan dan tak sempat lagi menikmati kebersamaan dengan anak, memberikan mereka nasihat, membekali mereka dengan berbagai rencana akhirat.

Silahkan Baca



Sampai lalai membekalinya dengan iman. Bahwa Allah melihatnya, bahwa setiap tindak langkahnya dicatat malaikat, bahwa jika ia kesulitan Allah yang akan menolongnya, jika ia kebingungan Allah pula yang akan menuntunnya.

Bagaimana bisa kita marah kepada anak saat nilainya buruk, saat ia membangkang, saat ia tak mau sekolah. Bukan marah karena anak lalai dengan sholatnya, tak peduli dengan pergaulannya.

Kita bisa marah saat anak susah bangun pagi untuk berangkat sekolah, tapi tak marah saat anak tidak bangun untuk sholat subuh.

Astaghfirullah....

Bukan berapa banyak juz anak kita hapal Al Quran, tapi hatinya hampa dari rasa cinta kepada Allah.

Bukan berapa banyak prestasinya ia raih disekolah, tapi seberapa dalam kecintaannya kepada Allah.

Menggantungkan hati dan harapan hanya kepada Allah. Bersungguh - sungguh dalam ketaatannya kepada Allah.

Jika Iman ada dalam hatinya, profesi apapun (yang halal), jadi apapun ia kelak, maka itulah investasi akhirat. Itulah kesuksesan sejati.

Agar sekeluarga, bisa berkumpul kembali di SurgaNya Kelak.

Oleh : Eva Ummumika
(Menulis untuk menasehati diri sendiri)

Sungguh telak sekali untuk para orang tua karena kurang memperhatikannya pendidikan anak secara islam, dimana sekarang kekhawatiran mereka bukan mengenai iman dihati anaknya, melainkan kemampuan anaknya dalam hal pengetahuan. Banyak yang menyuruh les ini itu padahal iya sebenarnya menyukai olah raga.

Selain itu lemahnya iman anak jaman sekarang juga menjadi pengaruh, mudahnya anak-anak terjerumus dalam pergaulan bebas. Bahkan, beberapa orang tua ada yang begitu bangga ketika anak perempuannya dijemput oleh lelaki yang tunggannya motor besar atau mobil, tanpa memikirkan apa yang bakal terjadi sama anaknya. Na'udzubillah..

Mulai sekarang bagi para orang tua, didiklah anak dengan sendi-sendi agama. Karena dengan begitu inshaaAllah moral anak akan sangat terjaga. Mendidik anak secara islam akan mencetak generasi yang rahmatan lil'alamiin. InshaaAllah.



  

Terima kasih ya telah menyempatkan waktu untuk membaca  Ayah Bunda Tolong Bawa Aku Ke Surga
Doa kami, Semoga rezeki berlimpah untuk sobat semua hari ini. Aamiin
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar