--> Skip to main content

Bahayanya Merasa Diri Sendiri Selalu Benar, Hadza Min Fadhli Rabbi

Menjadi baik emang dianjurkan namun tidak dianjurkan untuk merasa selalu benar




Bahayanya Merasa Diri Sendiri Selalu Benar
islamidia.com

Atmosterku.com | Bahayanya Merasa Diri Sendiri selalu benar - Menjadi seseorang yang mempunyai kepribadian yang baik, siapa sih yang tak mau? ya tidak? Banyak dari kita yang melakukan banyak cara agar pribadi menjadi lebih baik dari hari ke harinya.

Dari cara yang baik, sampai dari cara yang hanya seakan terlihat baik saja. Saat kita telah bisa merubah diri menjadi lebih baik, bukan berarti kita boleh jumawa dan lega. Tidak begitu!

Masih ada perkara setelah itu yang malah punya potensi menjadikan diri yang lebih buruk secara seketika dan menyaingi Sang Khalik. Sebagai contohnya, diri kita sendiri saja ya, yang bisa dirasakan sekaligus sebagai renungan buat kita sendiri. Untuk terus menjadi baik, bukan cuma sekedar terlihat baik dan menganggap serta merasa diri ini menjadi selalu benar.

Perkara yang sering masuk dalam hati adalah, saat diri kita menjadi orang sombong yang berawal dari merasa diri ini selalu benar. Sombong dan takabur, inget dua kata itu. Bahaya!!

Merasa selalu benar, seakan-akan begitu supernya, padahal sejatinya diri ini bukan siapa-siapa, hanya sebatas seonggok daging yang diberi nyawa.

Kita ini hanyalah manusia penuh dosa yang kebetulan masih Tuhan tutup aib-aibnya. Kalau dibuka dan diperlihatkan pada khalayak, orang lain akan jijik melihat bentuk diri kita. Mengerikan... begitu bahayanya merasa diri sendiri selalu benar.

Itulah kenapa kita harus mengingat 2 kata diatas, sombong dan takabur. Manusia itu tidak bisa menyombongkan apapun, bahkan yang katanya kita manusia lebih baik dan lebih sempurna dari syetan saja, masih tergoda sama godaan syetan yang terkutuk.

Silahkan Baca



Jadi, masih kah mau merasa diri ini paling benar? Merasa selalu benar, membuat kita jadi sulit diperbaiki. Semakin tak terkontrol, semakin menimbulkan potensi untuk merendahkan orang lain.
Astaghfirullahal 'adzim..

Nah, jika kita merendahkan orang lain dengan menganggap orang lain lebih buruk dan salah, terus Apa bedanya dengan mereka yang dianggap buruk? jika dipikir secara nyata, bukankah semua punya "hal buruk" yang tak ingin diketahui orang lain? Lantas apa yang harus diri ini sombongkan?

Untuk menghindari kesombongan dan sejenisnya, maka ketika kita mendapat sebuah pujian yang bisa meluluhlantahkan kontrol diri. Yakni dengan balaslah perkatan yang penuh pujian tersebut dengan mengatakan Hadza min fadhli robbi, hadza min fadhli robbi!! "Ini semua adalah karunia Tuhanku"

Dimaksudkan untuk mengembalikan semua pujian itu kepada Allah sebagai tanda merendah diri, bahwa kita manusia tidak punya apa-apa jika tidak ada karunia dari Allah. Semuanya dari Allah Yang Maha Baik.

Sama sekali tidak ada yang bisa disombongkan, semuanya hanya titipan! termasuk merasa diri ini baik. Di atas langit masih ada langit. Dan inget ya!! merasa diri baik saja tidak dianjurkan, apalai membanggakan dunia seperti harta, wanita, dan kekuasaan.

Karena cukup bagi Allah berkata "jatuh" maka jatuh luluh lantahlah kita. Kesombongan pun bisa menjadi tiba-tiba menjadi rasa malu yang terabadikan.

Jadi, begitu bahaya merasa diri ini baik apalagi paling baik. Cukup saja merasa ingi terus menjadi lebih baik dengan menerima segala kritik dan saran dari orang lain. Meskipun di atas kertas kita lebih baik, tapi pasti ada sesuatu yang bisa kita dapatkan dari dia. Sesuatu untuk menambah kebaikan diri kita dimata Allah.

Jangan sampai kita mau menyamakan diri dengan Allah, akibat kesombongan diri kita. Karena tidak ada yang lebih hebat dari Allah. Selain itu, kesombongan atau merasa diri ini baik juga akan menutup untuk mendapatkan pengetahuan dari orang lain serta menambah kebaikan kita dengan menghilangkan rasa untuk memahami permasalahan orang lain. Ini menjadi nilai-nilai persaudaraan yang bisa terkikis.

Sebenarnya orang yang sombong merupakan orang yang telah siap terpinggirkan di muka bumi ini.

Jadi...........
Masih mau merasa paling benar?
Masih mau merasa paling baik?
Masih mau merasa paling..paling..dan paling?
Hati-hati, tanyakan pada hati, sudahkah dia terbebas dari kesombongan diri, ujub dan penyakit hati lainnya?

Bahayanya merasa diri sendiri selalu benar, bagaimana jika sebenarnya malah kita yang ternyata lebih buruk? 

  

Doa kami, Semoga rezeki berlimpah untuk sobat semua hari ini. Aamiin
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar