--> Skip to main content

Malaikat itu sempat Saya kira Begal

 
Malaikat itu sempat Saya kira Begal - Melakukan perjalanan malam tanpa terlebih dahulu mengecek kondisi kendaraan, apakah temen-temen pernah? Tahu kan kalau melakukan perjalanan malam, resikonya gimana? kalau sampai macet, bakal kesulitan menemukan bengkel.

Nah, saya pernah merasakannya, melakukan perjalanan pada malam hari dan macet. Berjalan tak menemukan bengkel. Bayangkan, waktu itu menunjukkan baru jam 9 malam, belum terlalu malamlah. Tapi bengkel di pinggir jalan sudah tak ada yang melek.

Jujur saja, saat itu saya hanya bisa pasrah, perjalanan Jogja - Kebumen masih jauh. Baru nyampai wates, sudah macet.

Saat itu, saya hanya mencoba membuka motor sendiri. Saya cek busi, cek tangki bensin, dan oli. Semuanya masih aman. Bahkan busi sudah dibersihkan dan oli baru diganti.

Mana saat itu tidak membawa kunci-kunci komplit, jadi tidak mungkin membuka karburasi guna mengecek. Lagian juga, setelah bongkar karburasi belum tentu bisa masang kembali, wong kondisi malam serta lampu jalanan yang remang-remang.

Silahkan Baca :  Sakit Pun Bisa Menjadi Alasan Untuk Menerbitkan Buku

Setelah semua cara gagal, saya berjalan lagi nyari bengkel. Nanya orang dipinggir jalan, ketika ditanya semua langsung berpikir sejenak dan kemudian berseru, "kayaknya bengkel sudah pada tutup mas".

Semakin putus asa deh dibuatnya, semakin terus berjalan kearah barat malah semakin sepi. Akhirnya, saya berhenti lagi di depan pagar besi sebuah rumah kosong. Tapi kali ini saya bukan cerita horror ya..

Saya coba nyalakan lagi, tapi tetep tidak mau menyala. Akhirnya saya duduk lagi, berpikir sejenak di bawah remangnya lampu jalan.

Dari jauh terlihat ada suara motor RX King, tau kan citra RX King? apalagi malam-malam, dimana banyak isu kejahatan dijalan. Mana saat itu kondisi jalan tidak begitu ramai. Langsung deh terpikirkan itu sejenis begal, atau remaja nakal lainnya.

Semakin mendekat terlihat, yang mengendarai RX King tersebut adalah seorang remaja dan berboncengan. Sambil melihat ke arah saya, serta menyorot lampu motornya.

Ketika itu jantung berdetak lebih cepat dari biasanya, tangan sudah siap-siap berjaga. Dan hati cuma bisa menggetarkan doa.

Sampai lah kedua remaja tersebut berada dimana tempat saya berhenti. Kemudian mereka turun, bajunya yang agak lusuh, celana jeans, serta orang yang dibonceng tatapannya tajam.

Pasrah deh saya! begitulah dalam hati...

Saat salah satunya turun menghmpiri saya, ekh mashaaAllah...

Dia ngomong, "kenapa mas motornya?"

Disaat itu juga, detik itu juga, pikira buruk saya langsung buyar dan berubah seketika.

"Ini mas, Motor saya macet, udah saya cek busi tetep saja tidak bisa nyala, mana bengkel tidak ada yang buka", celoteh saya saat itu.

Silahkan Baca :  Ta'aruf Hanya Sebuah Cerita

Remaja tersebut pun menawarkan diri untuk mengecek motor saya.

"Coba sini mas, saya cek, kebetulan ini saya baru pulang dari bengkel", sambil mulai mengecek motor.

Dari situ saya tahu, jika kedua remaja tersebut bekerja disebuah bengkel. MashaaAllah, seperti Malaikat yang datang tak dinyana-nyana. Meskipun sempat saya berpikiran buruk, tapi kebaikan ya tetep kebaikan, tidak bisa ditolak. Maha Besar Allah dengan segala KuasaNya.

Setelah remaja tersebut ngecek, ternyata tetep tidak bisa menyala, pertolongan dari remaja tersebut tidak selesai begitu. Kemudian dia menawarkan untuk mendorong motor sampai menemukan bengkel motor. Karena menurutnya ada bengkel yang masih buka. MashaaAllah, bergetar ini hati...

Akhirnya saya mengikuti anjuran remaja tersebut, kemudian saya menaiki motor, terus dia mendorong motor saya dengan menggunakan kakinya. Kaki menumpu di Footstep bagian belakang sebelah kanan. Seperti ilustrasi gambar dibawah ini, remaja tersebut ngelakuin seperti polisi pada gambar tersebut.


Dia membantu mendorong hampir sejauh satu km dengan kakinya. Sampailah pada bengkel yang dia maksud tadi. Tapi bengkel tersebut lagi menutup bengkelnya, tinggal pintu terakhir yang belum tertutup. Dia bilang sama Bapak yang punya bengkel,

"Pak, jangan tutup dulu, tolongin ini motor masnya macet, saya cek businya baik-baik saja".

Ternyata dia kenal dengan Bapak tersebut, tanpa menunggu lama-lama, bapak tersebut segera mengecek motor saya.

Saat motor saya lagi dicek, remaja tersebut pamit pulang.

"Mas, sudah dikondisikan ya, saya pamit pulang dulu".

Saya pun menghampirinya, kemudian menanyakan namanya, dan bermaksud ingin memberikan uang. Tapi remaja tersebut menolaknya.

"Sebentar mas, namanya mas siapa? ini ada sedikit rezeki buat mas!", celetuk saya sembari senyum.

"Saya Rizki mas, rumah saya deket-deket sini kok, oh kalau itu nggak usah mas, saya niatnya cuma nolong kok", jawab pemuda tersebut dengan senyuman pula.

Silahkan Baca :  Gara-Gara Ceroboh, Seekor Ular Kehilangan Kenikmatannya

Saya pun tak bisa berkata apa-apa selain mendoakannya.

"Ya sudah, terima kasih banyak ya mas, semoga Gusti Allah yang membalas kebaikan Mas Rizki",

Pemuda yang bernama Rizki yang telah memolong saya tanpa pamrih tersebut pun meninggalkan saya dibengkel. Sang Malaikat telah menyelesaikan tugasnya untuk menolong saya. Meskipun sempat saya berpikiran buruk, saya kira begal. Astaghfirullah..

Motor pun selesai diperbaiki, dan saya melanjutkan perjalanan menuju Kebumen, sekitar jam 12 malam saya sampai di rumah dengan perasaan yang begitu ...... emmm, tidak terdefinisikan.



  

Penulis : Yogi Permana 
Apapun kondisimu, paksalah pikiranmu untuk berpikir positif. Dan berbuatlah banyak kebaikan
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar