--> Skip to main content

Dia yang Kita tahu adalah Dia yang Terbentuk dari Penilaian melalui Sosial Media

Membacalah dengan bijak di dunia sosial media, karena apa yang kita lihat belum tentu sesuai dengan apa yang kita prasangkakan.




Dia yang kita tahu adalah dia yang terbentuk dari penilaian melalui sosial media

Atmosterku.com | Dia yang kita tahu adalah dia yang terbentuk dari penilaian melalui sosial media  - Sosial media, ngomongin perihal yang satu ini sepertinya tidak akan ada habisnya, ya nggak? dari sisi perkembangannya yang terus memanjakan para penikmatnya, sampai dari sisi baik dan buruknya. Semua sudah banyak dibahas dan diulas oleh beberapa pakar.

Semua pasti merasakan, sekarang ini sosial media benar-benar sudah seperti mengontrol kita, mengontrol emosi jiwa kita. Mengontrol pikiran kita. Karena sering kali kita dibuat emosi saat membuka sosial media, nggak cuma emosi saja tapi juga pikiran.

Coba sekarang, semua pasti ngerti kan kata 'NYINYIR'?? nah, sekarang dengan mudahnya kita nyinyir pada komunitas tertentu, pada organisasi tertentu, pada lembaga tertentu dan yang parah lagi, kita suka nyinyir pada status atau perilaku orang lain di sosial media.

( Silahkan Baca : Diam-diam ada yang Memperhatikanmu melalui Sosial Media tanpa Kamu Sadari )

Sebenarnya, seberapa mudah sih diri kita bersu'udzon kepada seseorang hanya lewat sosial medianya? jika melihat situasi saat ini, betawa gaduhnya dalam dunia sosial media?

Padahal mengenal atau mengetahui betul seseorang secara personal pun tidak. Jangankan mengobrol, melihat sosoknya di dunia nyata saja tidak pernah. Tapi kita sering nyinyir, itu berarti mulai ada sifat iri dari dalam diri kita. Yang lucu lagi, sudah tidak suka, tapi masih mengikuti aku sosial medianya. Hehehe...

Dia yang kita tahu adalah dia yang terbentuk dari penilaian melalui sosial media. Kita hanya bisa melihat apa yang dia tampilkan dalam Sosial medianya. Bisa saja itu semua hanya sebuah kamuflase, pembentukan opini kita. Hasyaaah, malah nyinyir ya. hehehe....

Dan... yang paling sering kita nyinyirin adalah dia-dia yang suka menampilkan foto-foto diri mereka di sosial media, dan lebih ngena lagi jika itu perempuan. Ya atau iya??

Melihat selfienya yang bermake up dan memakai baju warna warni panjang serta indah yang dia pakai,
sontak terbesit.

"Tebar pesona dan pamer."

Melihat foto kebersamaannya dengan suami atau teman-teman shalih/ah-nya, sudah pasti kata-kata "show off" melekat padanya.

Melihat makanan yang dia makan, minuman yang dia minum, aktifitasnya sehari-hari, serta barang-barang bagus dan mahal yang dia punya. Bukannya tak mungkin diri kita akan semakin dalam men-judge bahwa dia tidak lebih baik daripada kita.

Hmm, Sadarkah kita bahwa sesungguhnya kita sedang mengukur baju dibadan sendiri. Artinya, bila kita memposting sesuatu yang berkenaan dengan diri, maka sangkaan kita kepada orang itu adalah diri kita yang sesungguhnya yang kita tuduhkan kepada orang tersebut.

( Silahkan Baca : Terima dengan Lapang Dada Setiap Kritik Saran di Medsos, Karena Siapa tau akan Mengangkat Derajat Kita untuk menjadi sebaik-baik Manusia )

Jahat ya?
Memang, Seolah cuma melihat buah durian yang berduri hanya dari tampaknya saja. Tanpa pernah membuka kulitnya, mana engkau tahu jika buahnya begitu manis & lezat?

Jadi, Masihkan kita merasa diri ini lebih baik daripada oranglain? Sebab, kita hanya manusia yang tak pernah tahu seperti apa isi hati manusia lainnya. Karena, tak Allah karuniakan kemampuan untuk bisa mengukur niat seseorang. Tanpa itu, Allah pun sudah meciptakan kita terlalu sempurna.

Dari apa yang tampak buruk oleh mata, kita tidak pernah tau seberapa keras dia berjuang. Berjuang meluruskan niatnya untuk memposting segala sesuatu tentang kehidupannya pada sosial media. Atau memang, dia sedang membutuhkan perhatian orang lain karena masalah-masalah yang sedang dihadapi, dan sosial media menajdi pelampiasannya. Kita tidak tidak tau ituu.

Sebenarnya, jika kita tahu apa yang dilakukannya itu salah, maka doakanlah agar Allah bukakan jalan ilmuNya untuk masuk kedalam pikirannya, dan Allah lembutkan hati dia utk mengalamalkannya.

Khusnudzonlah, berpikirlah yang positif. Sebab hati yang bersih dan jauh dari segala prasangka adalah tanda seorang hamba Allah yang baik.

Hati yang jauh dari dugaan negatif, merupakan ciri seorang manusia yang senantiasa sadar bahwa dirinya tak pernah lepas dari khilaf dan dosa. Dan dirinya takkan pernah lebih baik dibandingkan orang lain.

  
Oleh Nadhillah Gayvani 
Terima kasih ya telah menyempatkan waktu untuk membaca  Dia yang Kita tahu adalah Dia yang Terbentuk dari Penilaian melalui Sosial Media
Doa kami, Semoga rezeki berlimpah untuk temen-temen semua hari ini. Aamiin
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar