--> Skip to main content

Membedakan kata TIDAK MENYANGKA dalam Artian yang Negatif dan Positif

Membedakan kata TIDAK MENYANGKA dalam Artian yang Negatif dan Positif

Membedakan kata TIDAK MENYANGKA dalam Artian yang Negatif dan Positif - Dalam bahasa keseharian, kadang kita dikejutkan dengan hal-hal yang diluar dugaan dari benak kita sendiri. Seringkali juga setelahnya tercetus kata-kata keheranan, "wah tidak menyangka ya....".

Nah, dari segi bahasa, kata "Tidak Menyangka" adalah sebuah kalimat yang dipakai sebagai pernyataan (atau ungkapan keheranan) atas kondisi lahiriyah sesuatu yang berbeda dengan aslinya.

Kata tersebut bisa mengandung arti yang berkonotasi positif. Bisa juga berkonotasi negatif. Tinggal seperti apa bentuknya.

Contoh dalam kalimat yang mengandung Konotasi negatif seperti ini :

- "Tidak menyangka deh itu orang. Masa pergi ke masjid tidak memakai sendal. Eh pulangnya pakai sendal." 
- "Tidak menyangka dibalik wajahnya yang cantik, tapi kalau makan bakwan di warung, makan lima ngakunya dua." 
- "Tidak menyangka kirain kaya, tak tahunya itu semua hasil ngutang buat ngegaya." 
- "Tidak menyangka sepertinya pintar dan berwawasan seperti samudra, ternyata hasil copasan semua." 
 - "Tidak menyangka ngakunya maniak barang branded, shampo habis aja diisi air dan dibalik." 
- "Tidak menyangka dari jauh seperti wanita sexy, dari dekat ternyata itu tadinya laki banci." 


Untuk contoh kata Tidak menyangka yang bermakan positif :

Diceritakan dari kisah cicitnya Rasulullah SAW. Beliau adalah Ali bin Al-Husain rahimahullah. Sewaktu tinggal Madinah orang-orang menyangka beliau adalah seorang yang pelit, karena tidak pernah terlihat bersedekah.

Ketika beliau wafat, orang yang memandikannya melihat bekas-bekas hitam di punggungnya. Ketika ditanyakan kepada keluarganya, mereka menjawab: "Adapun Ali bin Al-Husain, beliau setiap malam memikul karung gandum dan dibagikan ke orang2 fakir di Madinah." 

Ternyata beliau bersedekah secara diam-diam di malam hari agar tidak ada seorangpun yang mengetahuinya dan setelah kematiannya, orang-orang fakir di Madinah kehilangan donatur misterius setiap malamnya. Benar-benar Tidak Menyangka, dikira pelit, ternyata sangat dermawan dan penyantun terhadap kaum faqir.

Nah sebenernya lebih memilih mendapat Ridho Allah daripada takut disangka pelit itu adalah yang terbaik, karena banyak yang lebih memilih bersedekah 'secara diam-diam kepada orang yang tidak dikenal dan lebih membutuhkan daripada harus melihat timeline nanti penuh ucapan terima kasih dan sanjungan teman, padahal dia sudah wanti-wanti jangan disampaikan kemana-kemana. 

Tidak menyangka lebih pada prasangka kita pada orang lain, oleh sebab itu kontrolah prasangka kita agar selalu positif. Percaya dan yakin saja, kalau yang Maha Tahu Itu Allah, bukan prasangka kita.
 
Ingat ya, jika prasangka terlalu dimanja dan diliarkan, bisa berbahaya. Bahkan sangat berbahaya, karena ketika sudah berprasangka kemudian terucapkan dihadapan orang lain dan orang lain percaya, itu bahayanya. Kalau prasangkanya positif sih tidak begitu masalah, beda lagi jika prasangkanya negatif? bisa-bisa malah menjadi fitnah. Na'udzubillah..



  
Pustakan :
Linda Ismirada
(*dapet copasan dari temen yang tak mau ditag dan disebut dan takut riya dan ujub, terus ditambahin, edit sana sini biar cocok, pakai keterangan dalam kurung biar tak disangka bijaksana pintar seluas samudera tak taunya copasan wkwk)
Doa kami, Semoga rezeki berlimpah untuk sobat semua hari ini. Aamiin
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar