--> Skip to main content

Perselingkuhan di Dunia Maya Terjadi, Dimulai dari Hal yang Sepele

Perselingkuhan di Dunia Maya Terjadi, Dimulai dari Hal yang Sepele

Perselingkuhan di Dunia Maya Terjadi, Dimulai dari Hal yang Sepele  - Maraknya kasus pelakor beberapa bulan belakangan ini di jagad dunia sosial media, memang sangat ramai diperbincangkan. Unggahan-unggahan yang bertema pelakor seperti halnya foto maupun video dipastikan akan menjadi viral. Dishare dan dikomentari banyak warganetz.

Namun, pernahkah berpikir, penyebabnya apa? kenapa begitu banyak yang jatuh kepelukan orang lain? apakah pasangan sendiri tidak bisa membuat bahagia? akh itu masalah privasi.

Yang pasti, salah satu penyebabnya adalah interaksi dua insan manusia yang dimulai dari sosial media.

Kalau yang selingkuh statusnya baru pacar, itu mah tidak apa-apa, wong belum sah serta pacaran pun perkara yang tidak baik. Tapi jika yang selingkuh itu orang yang sudah punya pasangan yang sah? na'udzubillah, semoga tidak terjadi pada kita, keluarga kita, dan saudara kita semua.

Salah satu penyebab perselingkuhan adalah sosial media. Bagaimana arus perselingkuhan dimulai? semua berawal dari perkara yang sepele, dari interaksi yang menurutmu itu hal yang biasa. Hanya sebuah candaan.

Namun ingat, hati manusia itu tidak ada yang tau, hati manusia itu tak bertulang, lembek. Serta arah pikiran manusia pun tidaklah sama.

Silahkan Baca : Tipe-Tipe Perempuan yang bisa Membuat Laki-Laki Ilfeel

Semua berawal, hanya sebatas sering jempolin status (sering nge-like) dan komentarnya ditatusnya saja. Lama lama jempolin foto fotonya dengan stalking akun sosial medianya.

Lalu bercanda ria di kolom komentar, saling membalas dalam tawa.

Semakin hari hal tersebut akan membuat semakin akrab. Dia tak online tiba-tiba hati merasa rindu. Timbul pertanyaan-pertanyaan dalam benak.

"Dia kenapa ya? ko sekarang jarang aktif dan jarang muncul untuk berkomentar".

Akhirnya nyelonong masuk ke inbok. Untuk menanyakan kabar dan alasan kenapa jarang aktif dan komentar lagi.

Kemudian, dalam obrolan didalam inbox lebih intens lagi. Bahkan bisa lebih serius, disitulah mulai ada gejolak nafsu yang mulai menyebar ke dalam pikiran.

Maka, bertanyalah.

" Punya pin BB kah? atau nomor HP biar bisa Whatsapp-an gitu. Soalnya sekarang aku jarang aktif di sosial media, kalau punya nomor masing-masing kan kita tetep bisa ngobrol lagi tanpa nunggu lama?".

Setelah interaksi lebih intens melalui Whatsapp atau BBM, saling curhat, sampai masalah rumah tangga diceritakan. Hati semakin merasa sayang, dan ingin bertemu. Ingin tau dia yang sesungguhnya seperti apa? karena sudah merasa, bahwa dia yang bisa mengerti setiap masalah yang lagi dialami.

Ujung ujungnya salah satu dari mereka berkata:

"Kenapa ya kita tidak dipertemukan dari dulu padahal kamu adalah orang yang paling bisa ngertiin aku. Kenapa juga kita hanya kenal melalui sosial media saja, coba kalau seandainya kita bisa ketemu secara langsung dan bertatap muka? pasti menyenangkan yaa..." 

Silahkan Baca :  Aku Ingin seperti ini saja Tanpa ada Kita, Kita akan Baik-Baik saja

Lalu kemudian yang lainnya juga ikut merasakan hal yang sama, karena sudah satu gelombang.

"iya ya, kenapa kita tidak meet up saja ya, kayanya asyik", dengan penuh harap bisa beneran ketemu.

Akhirnya, ketemuan di dunia nyata. Bencana hati pun tak terhindarkan lagi.

Mulai sibuk memberikan perhatian pada dia daripada perhatian pada pasangan sendiri, lebih sering hubungi dia daripada hubungi pasangan sendiri.

Perselingkuhan di Dunia Maya Terjadi, Dimulai dari Hal yang Sepele

Keohongan-kebohongan pun mulai terjadi, berbohong pada pasangannya yang sah demi menemui selingkuhannya tersebut.

Ketenangan hati mulai terusik, konsentrasi untuk meraih sukses jadi buyar, niat untuk mewujudkan keluarga sakinah dengan pasangan sudah menipis di gerogoti nafsu birahi.

Hatinya menghitam karna sering berdusta, telinganya menjadi tuli tidak mendengar nasehat baik, setiap nasehat akan masuk telinga kanan dan keluar melalui telinga kiri, matanya jadi rabun terilusi dengan rasa didalam hati, fikirannya menjadi tumpul tertindih oleh harapan semu padanya.

Mulai semakin intens bertemu, semakin lengket, dan semakin tak ingin terpisahkan. Hati semakin sayang semakin cinta, tak mau jauh darinya. Saat itulah, kamu akan merelakan semuanya untuk dia, yang sangat haram bagimu.

Hanya kenikmatan semua yang diberikannya, semua kebahagian yang hakiki bisa hilang dalam sekejap mata, setelah apa yang kamu sadari lakukan berbuah penyesalan.

Ketika kehormatanmu di mata pasangan halalmu sudah tidak ada, hanya tangis dalam kesedihan penuh penyesalan. Sedangkan dia yang menurutmu bisa ngertiin? tidak mau tau lagi dengan permasalanmu, setelah semua kehormatanmu dia dapatkan.

Pasangannya menangis, orang tua dan mertua ikut bingung dan sangat kecewa. Apalagi orang tua, akan sangat merasakan malu yang berlebih pada besan dan tetangganya. Dan yang menyedihkan lagi kalau kamu sudah punya anak, bisa jadi anaknya jadi rewel.

Kemudian, para tetanggapun mulai menggosip. Padahal jikapun tetep meneruskan dengan selingkuhannya dan disahkan, belum tentu lebih bahagia.

Apalagi setelah banyak orang mengetahui, bahwa kamu menikah karena berawal dari perselingkuhan. Akan menjadi bahan omongan orang lain.

Kamu yang demikian hanya dipermainkan dunia dan disibukkan dengan hal hal yang tak membawa ketenangan.

Silahkan Baca :  DEKATI AL QURAN, JAUHI MANTAN!

INGAT!! Hidup ini berharga dan hanya 1 masa, janganlah kita gunakan untuk menumpuk dosa. Sebelum kehancuran itu terjadi, selamatkan hatimu, selamatkan keluargamu dan selamatkan dirimu dari godaan yang akan menjerumuskanmu. Semua cobaan itu pada hakekatnya ilusi, fana dan perangkap..

Semoga bermanfaat. Bagikan agar jadi peringatan untuk semua.
  

Penulis: Yogi Permana
Editor: Yogi Permana

Pustaka
FB Bambang Heriyanto
 
Perselingkuhan terjadi bukan karena ada kesempatan, tetapi perselingkuhan terjadi pada orang yang TIDAK BISA menjaga KEPERCAYAAN.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar