--> Skip to main content

Pengalaman Pertama Ikut membuat Konten Misteri Jelajah Malam, Bapak itu Pergi setelah ada Suara

Pengalaman Pertama Ikut membuat Konten Misteri Jelajah Malam, Bapak itu Pergi setelah ada Suara

Cerita Pengalaman saya Pertama kalinya Ikut membuat Konten Misteri Jelajah Malam

Atmosterku.com | Pengalaman Pertama Ikut membuat Konten Misteri Jelajah Malam, Bapak itu Pergi setelah ada Suara  - Menyebalkan, itulah kata yang pengen saya ungkapkan saat itu. Gimana enggak? lha wong saya nggak pernah yang namanya mau berurusan dengan hal-hal yang demikian. Okelah, saya emang percaya dunia mereka ada, tapi juga nggak pengen berkenalan apalagi menyapa mereka.

Biarlah kita beda dunia, biarlah mereka juga hidup tentram dalam dunianya dengan tidak mencampur adukan dunia nyata dengan dunia mereka.

Namanya juga menungsa, hal-hal kaya gitu malah dibuat konten video youtube. Walah dalah, dan menyebalkannya lagi, kawan saya selalu mengajak saya untuk ikutan. Kan kan, saya pastinya nggak pernah mau.

Awal saya diajak Pertama Ikut membuat Konten Misteri Jelajah Malam


Nah, kejadian berawal dari Ketoprak di Desa Gebangsari. Saya mengajak itu kawan saya, sebut saja Chan. Karena dia hobi banget bikin konten jelajah malam, dia pun ngomong ke saya

"Di Gebangsari, ada tempat angker nggak? biar sekalian dapat konten", dengan pede bilang gitu

Saya tanggapi, ini salah saya juga sih, seharusnya saya jawab nggak ada. Udah beres, tapi malah saya jawab ada. Hadwuuuh...


Saat itu saya memang pengen mendokumentasikan Ketoprak Gebangsari, setidaknya untuk membuat para pemainnya bersemangat, semacam support buat mereka.

Ketoprak dimulai jam 9 malaman, ini aja udah malam. Dan motor saya, ditinggal di rumah kawan saya yang endemic as;i gebangsari, namanya Tikno. Ternyata ini juga menjadi kesalahan saya, menjadi peluang si Chan untuk menyusun rencana agar saya jadi ikutan jelajah malam. Rasanya ingin ku berkata kasar, hahaha

Ketoprak Gebangsari sendiri selesai sekitar pukul 00.30 WIB atau jam setengah satu malam. Selesai Ketoprak, saya pun packing peralatan, kaya Kamera, Kabel, Tripot, semua dimasukkan ke dalam tas punggung yang saya bawa.

Sembari saya packing, si Chan dan Tikno undur diri, mereka inisiatif mau ngambil motor dulu, agar nanti bisa langsung pulang.

Namun apa, saya malah bilang "oke", padahal itu jadi kesalahan kembali, dan saya sadari setelah mereka pergi.

"Kalau motor saya yang ambil Tikno, berarti nanti saya nganter dia pulang, sedangkan dia pasti ikut jelajah malam. Huaaaaaaa....", gumam saya dalam hati.

Beneran deh, mereka datang. bawa motor, tapi helm saya nggak dibawa! kurang ajar emang... buahahaakkkk


Saat itu, saya sudah tidak bisa alasan apa-apa lagi, dan dengan sangat berat hati, saya pun ikut Chan, Tikno, dan 2 orang lainnya, ikut Jelajah Malam.

Di tengah malam itu, tujuan jelajah malam adalah makam kuno yang konon masih berhubungan dengan Mataram. Suasana sunyi, hening, hanya terdengar suara serangga dan daun-daun yang bercengkerama sama angin.

Malam kian larut, saya memilih duduk, sama sekali nggak mengikuti aktifitas mereka. Mereka masuk pendopo yang dalamnya ada makamnya, mencari tau makam disekeliling pendopo, dan sesekali menjelaskan ke lensa kamera.

Saya duduk di pojokan bersama seorang Bapak, beliau rumahnya deket dengan makam tersebut. Karena melihat kami, si Bapak keluar dan mendekat.

Alhamdulillah, adanya si Bapak bisa mejadi teman ngobrol yang enak diluar pembahasan Horror. Mulai dari kisah beliau di Jakarta, ternak sapi, sampai politik. Tapi, ada satu orang dari team jelajah malam yang mendekati, duduk didekat si Bapak, dan bilang

"Pak, disini sering ada penampakan enggak? dan penampakannya apa saja?"

Beneran deh, rasanya pengen saya basoka itu orang, saya yang lagi ngatur frekuensi rasa takut agar tidak melebihi ambang batas, malah menanyakan kaya gitu. Untungnya, si Bapak tidak menjawab secara detail, hanya bilang, "ya ada lah". Leganya hati ini.... buahahahahakkkk

Akhirnya, saya mengobrol dengan Bapaknya lagi, mereka masih fokus berkeliling disekitar makam, ke pekarangan yang ada sumur tuanya. Disana cukup lama, saya masih duduk saja, menikmati suasana sepertiga malam di makam tua, dengan angin yang mulai semakin berhembus kencang. menembus tulang rusuk.


Badan mulai terasa kedinginan, namun sempat merasa keanehan, kaki saya terasa hangat. Buat saya ini aneh, tangan, badan, rasanya dingin. Tapi kenapa kaki doank yang terasa hangat. Padahal biasanya, kalau dingin, kaki saya jadi yang utama merasakan rasa dingin.

Cuma saya berusaha nggak memikirkan yang membuat frekuensi jadi meningkat, saya acuhkan saja, sembari menggosokkan kaki kanan ke kaki kiri, setidaknya tetap bergerak. Pahamlah yaa, kenapa digerak-gerakkan.

Sampai ada suatu kejadian, dari arah sebelah kanan si bapak seperti ada suara sesuatu yang jatuh. Jadi, saya duduknya disebelah kiri si Bapak. Suara itu emang sekali thok, namun efeknya terasa.

Sejak suara itu, si Bapak selalu melihat ke arah kanan. Tadinya sambil ngerokok melihatnya ke depan, sesekali ke kanan. Nah, ini kekanan terus. Saya pun melihat, tidak terlihat apa-apa, mata sampai jauh mengarah ke persawahan.

Tetap saja si Bapak menoleh ke arah kanan, sampai saya melihat ke arah Hp, jam sudah menunjukkan Jam 02.15 WIB. Tau sudah jam segitu, si Bapak terus undur diri.

"Oh ya Mas, saya ta ke Kandang Sapi dulu ya"

Seperti ada sesuatu, dan saya pun beranjak dari tempat itu. Ya nggak maulah sendirian duduk, bisa-bisa saya digodain yang lain nanti. Hiiiiii

Saya memilih ke lokasi dekat lampu, dan juga didekat kandang sapi, tapi bukan kandang sapinya si Bapak.

Sampai saat ini, saya nggak tau apa yang si Bapak lihat, atau itu hanya sebatas perasaan saya saja, yang sejak suara benda jatuh itu, suasana lebih terasa lebih mencekam.

Disitu saya fokus ke Hp, browsing-browsing untuk mengalihkan pandangan agar tidak melihat ke arah makam atau ke arah yang gelap. Sesekali melihat ke arah seekor sapi, yang ternyata si Sapi juga sedang memerhatikan saya. Hahaha...

Sekitar jam setengah 3 lebih 15 menit, kawan-kawan saya itu menyudahi kegiatan jelajah malam tersebut. Tikno yang sempat kerasukan pun menceritakannya.


Tikno cerita, saat saya lagi mengantarkannya kembali kerumah. Katanya saat lagi menyentuh tanah di area sumur tua, rasanya seperti kehisap, dan kemudian tidak bisa mengendalikan diri. Videonya ada bawah.

Itulah, pengalaman saya dipaksa dan terpaksa mengikuti kawan saya membuat Konten Youtube Jelajah Malam.

Sebenarnya bukan berarti saya penakut yaa, kenapa diajak nggak pernah mau ikut pas diajak jelajah malam, hanya saja saya nggak mau mengganggu kehidupan sebelah

Kengerian saya itu, kalau mereka dari Dunia sebelah, gantian bikin Konten Youtub dan kemudian konten mereka ngeprank (ngaget-ngagetin yang tiba-tiba muncul), atau minta collabs, itu doank sih ngerinya... 😂🤣

Untuk video Jelajah Malam kawan saya itu bisa dilihat dibawah ini ada dua, karena durasi lama, jadi dibuat 2 bagian



  
"Selama kita masih punya hati yang masih hidup, mari sebarkan kebaikan" www.atmosferku.com
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar